Kerajaan
Demak terletak di muara Sungai Bintoro, Demak, Jawa Tengah. Berdiri pada abad
ke-16 dengan raja pertama Raden Patah (Panembahan Jimbun atau Pate Radim).
Setelah wafat, kemudian digantikan putranya yaitu Adipati Unus (Pangeran
Sabrang Lor) yang memerintah dari tahun 1518-1521. Setelah wafat, kemudian
digantikan Sultan Trenggono.
Gambar : Masjid Agung Demak
Demak
mengalami kejayaan pada masa Sultan Trenggono. Sepeninggal Sultan Trenggono,
Kerajaan Demak kacau karena adanya perebutan kekuasaan. Akhirnya, menantu
Sultan Trenggono yaitu Adiwijaya (Jaka Tingkir) berkuasa di Demak. Sejak itu
pusat pemerintahan dipindahkan ke Pajang pada tahun 1568. Peninggalan sejarah
Kerajaan Demak, antara lain Masjid Agung Demak yang didirikan tahun 1478 oleh
Walisongo, saka tatal (Tiang masjid), bedug dan kentongan, pintu bledeg atau
petir buatan Ki Ageng Selo, dampar kencana (tempat duduk raja) dan piring Campa
61 buah, pemberian Ibu Raden Patah yaitu Puteri Campa. Penyebaran agama Islam
di Jawa dibantu oleh para wali. Karena jumlah wali tersebut ada sembilan orang,
maka disebut Walisongo. Sembilan wali tersebut adalah sebagai berikut.
a. Sunan
Giri (Raden Paku atau Raden Ainul Yakin)
b. Sunan
Ampel (Raden Rahmat)
c. Sunan
Bonang (Raden Maulana Makhdum Ibrahim)
d. Sunan
Drajat (Raden Kosim Syarifudin)
e. Sunan
Muria (Raden Umar Syaid)
f. Sunan
Kalijaga (Raden Syahid)
g. Sunan
Gresik (Raden Maulana Malik Ibrahim)
h. Sunan
Kudus (Raden Jakfar Sadiq)
i. Sunan
Gunung Jati (Fatahillah atau Raden Syarief Hidayatullah
Gambar. Walisongo